Gladiator Sea Gladiator | |
---|---|
| |
Tipe | Pesawat tempur |
Produsen | Gloster Aircraft Company, Ltd. |
Perancang | Henry Phillip Folland |
Terbang perdana | 12 September 1934 |
Diperkenalkan | 1937 |
Dipensiunkan | 1953 (Portugal) |
Pengguna | Royal Air Force Fleet Air Arm Chinese Nationalist Air Force Finnish Air Force Norwegian Army Air Service |
Jumlah produksi | 747 |
Acuan dasar | Gloster Gauntlet |
Gloster Gladiator (atau Gloster SS.37) adalah pesawat tempur bersayap ganda buatan Britania, digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris (varian Sea Gladiator) dan diekspor ke sejumlah angkatan udara negara lain selama akhir 1930-an. Pesawat ini adalah pesawat tempur bersayap ganda terakhir milik RAF dan langsung terlihat ketinggalan zaman, bahkan sejak pertama kali diperkenalkan, dengan munculnya desain baru sayap tunggal. Meskipun sering beradu dengan lawan yang lebih kuat di hari-hari awal Perang Dunia II, pesawat ini dapat menjalankan tugasnya dalam pertempuran dengan baik.
Pesawat ini beraksi hampir di semua teater Perang Dunia II di sejumlah besar angkatan udara, beberapa di antaranya bahkan merupakan angkatan udara pihak Poros. RAF menggunakannya dalam Pertempuran Perancis, Kampanye Norwegia, Perang Yunani-Italia, Pengepungan Malta, dan Perang Anglo-Irak yang singkat (dengan Angkatan Udara Kerajaan Irak juga memilikinya). Negara-negara lain yang menggunakan Gladiator dalam pertempuran diantaranya adalah Republik Cina saat melawan Jepang; Finlandia (bersama dengan sukarelawan Swedia) saat melawan Uni Soviet dalam Perang Musim Dingin dan Perang Kelanjutan; serta Norwegia, Belgia, dan Yunani saat bertahan dari invasi Poros di masing-masing tanah airnya.
Marmaduke "Pat" Pattle, dari Afrika Selatan, adalah orang dengan ‘’ace’’ tertinggi menggunakan pesawat ini melawan pesawat Italia.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Desain dan pengembangan
Gladiator dikembangkan dari Gloster Gauntlet sebagai usaha privat Gloster. Pesawat dirancang oleh tim H.P. Folland's selama 1933 sebagai turunan Gauntlet untuk memenuhi Spesifikasi F.7/30 (kode spesifikasi Kementerian Udara Britania yang menyaratkan kecepatan 250 mil per jam dan empat senapan mesin). Pesawat memiliki kokpit tertutup satu tempat duduk, penopang roda pendarat dan dua bilah baling-baling yang digerakkan oleh sebuah mesin berpendingin udara Bristol Mercury.
Terbang pertama pada September 1934. Pada 3 April 1935, Angkatan Udara Kerajaan memulai evaluasi-evaluasi operasional. Tiga bulan kemudian, 23 pesawat dipesan, diikuti 186 buah pada September. Versi pertama, Mk I, dikirimkan sejak Juli 1936, beroperasi pada Januari 1937. Mk II segera mengikuti, dengan mesin berbeda dan baling-baling logam dengan tiga bilah dari sebelumnya dua bilah berbahan baku kayu. Sebuah versi modifikasi Mk II, Sea Gladiator, dibangun untuk cabang udara Armada Angkatan Laut Kerajaan, dengan kait penahan untuk mendarat di atas kapal induk.[1] [2] Sejumlah 98 Sea Gladiators dibuat atau diubah, 54 di antaranya masih bertugas saat pecahnya Perang Dunia II pada September 1939.[1]
Pesawat ini merupakan pesawat tempur Britania terakhir yang bersayap ganda dan merupakan pesawat tempur pertama dengan kokpit tertutup. Gladiator memiliki kecepatan maksimum sekitar 257 mil per jam (414 km per jam), bahkan saat diperkenalkan pertama kali, desainnya telah mulai meredup di bawah bayang-bayang generasi baru pesawat tempur bersayap tunggal, seperti Hurricane dan Spitfire.
Total 747 pesawat dibuat (483 RAF, 98 RN; 216 diekspor ke 13 negara, beberapa di antaranya berasal dari pembagian RAF[3][4]). Gladiator dijual ke Belgia, Republik Cina, Mesir, Finlandia, Perancis, Yunani, Irak, Irlandia, Latvia, Lithuania, Norwegia, Portugal, Afrika Selatan dan Swedia.
[sunting] Sejarah operasional
Dalam kedinasan RAF, Gladiator kebanyakan sudah digantikan oleh Hurricane dan Spitfire pada saat pecahnya Perang Dunia II, meskipun dua skuadron masih digunakan dalam Pertempuran Perancis dan Kampanye Norwegia. Selanjutnya pesawat ini bertugas dalam kampanye-kampanye tidak penting selama tahun-tahun awal Perang Dunia II. Pesawat tempur klasik ini adalah salah satu pesawat Britania masa sebelum perang yang sukses diekspor, dan bertugas di banyak negara. Gloster Gladiator menunjukkan performa yang baik dalam kedinasan Tentara Finlandia saat melawan pesawat-pesawat tempur Uni Soviet dalam Perang Musim Dingin, namun tampak kalah kelas dari pesawat-pesawat tempur Jerman di teater lainnya. Sea Gladiator yang berpangkalan di kapal induk lebih sukses lagi, karena kecepatan rendahnya membuatnya lebih cocok untuk operasi-operasi kapal induk dan juga kurang kemungkinan berhadapan dengan lawan yang lebih modern. Di Teater Afrika melawan Italia, Gladiator memakan banyak musuh.
[sunting] Perang Musim Dingin Finlandia
[sunting] Kampanye Norwegia
[sunting] Pertempuran Britania
[sunting] Teater Mediterania dan Timur Tengah
[sunting] Asia
Gloster Gladiator mengawali debut pertempurannya pada 24 Februari 1938, saat Gladiator-Gladiator Cina menembak jatuh dua A5M Claude Jepang di daerah Nanjing.[5] Selanjutnya Galdiator-Gladiator Cina memenangi beberapa pertempuran atas pesawat-pesawat tempur Jepang antara 1938-1940 selama Perang Sino-Jepang Kedua. Di Tiongkok Gladiator digunakan secara luas sebelum 1940 dalam Skuadron Ke-28, 29, dan 30 dari Grup Ke-3. Pilot-pilot Cina melihat bahwa Gladiator adalah pesawat tempur yang unggul di kelasnya. Sebagai perbandingan dengan lawan utamnya saat itu, seperti Mitsubishi A5M, Gladiator hanya sedikit lebih lambat dan unggul dalam hampir semua aspek seperti laju belok, dsb. Namun saat pesawat tempur Jepang yang baru, Mitsubishi A6M, memasuki gelanggang, hari-hari Gladiator tinggal hitungan jari. Pilot-pilot Tionghoa kelahiran Amerika, John "Buffalo" Wong dan Arthur Chin masing-masing menjadi ace terbang pertama untuk Gladiator dan ace pesawat tempur Amerika pertama dalam Perang Dunia II, dan termasuk di antara 15 Tionghoa Amerika yang membentuk grup pertama dan asli penerbang tempur sukarelawan Amerika melawan agresi Kekaisaran Jepang di Tiongkok.[6]
Pertengahan 1941, Kepala Staf Udara RAF menawarkan 21 Gloster Gladiator yang diperoleh dari penerbangan meteorologi dan komunikasi di Timur Tengah, dan lima dari satuan-satuan Perancis kepada Singapura untuk memperkuat pertahanan koloni tersebut dari ancaman Jepang. Tawaran tersebut ditolak dan kemudian digantikan oleh Hawker Hurricane.[7]
[sunting] Operasi-operasi lainnya
[sunting] Varian
- SS.37
- Prototipe.
- Gladiator I
- Versi yang ditenagai oleh mesin piston radial tunggal berpendingin udara Bristol Mercury IX 840 hp (627 kW). Pesawat diberi nama J 8 dalam dinas Angkatan Udara Swedia. Diserahkan pada 1937-38, 378 dibuat.
- Gladiator II
- Versi yang ditenagai oleh mesin piston radial tunggal berpendingin udara Bristol Mercury VIIIA. Pesawat diberi nama J 8A dalam dinas Angkatan Udara Swedia, 270 dibuat.
- Sea Gladiator Interim
- Pesawat tempur sayap ganda dengan tempat duduk tunggal untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris, 38 dibuat. Dilengkapi dengan kait penahan. Nomor serial: N2265 - N2302.
- Sea Gladiator
- Pesawat tempur sayap ganda dengan tempat duduk tunggal untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris, 60 dibuat. Dilengkapi dengan kait penahan dan digunakan sebagai “sampan” perbekalan. Nomor seri: N5500 - N5549 and N5565 - N5574.
[sunting] Operator
- Australia
- Belgia
- Republik Cina
- Mesir
- Perancis
- Finlandia
- Jerman Nazi
- Yunani
- Irak
- Republik Irlandia
- Latvia
- Lithuania
- Norwegia
- Portugal
- Afrika Selatan
- Uni Soviet
- Swedia
- Britania Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar